Selasa, 26 Januari 2016
Senin, 25 Januari 2016
Catatan hari ke sekian
12.07 masih d bulan Januari
Ternyata sungguh ini tak mudah
Tak semudah yang d bayangkan
Ini catatan ku
Catatan hari demi hari yang ku lewati dalam harap dan cemas
Dalam khawatir di iringi degup jantung bak org yang sedang maraton d pagi hari
Ada bagian bagian dalam diri kita yang harus d lewati oleh diri kita smdiri
Tanpa org tua atau saudara maupun sahabat
Walau sejatinya kita memang sendiri
Tapi ternyata tetap ada bagian dari hidup kita yang benar benar sendiri
Ini catatan ku
Dalam hari hari yang ku lewati dalam menanti sebuah kepastian
Ternyata seperti ini rasanya
Rasa bahagia yang mungkin di rasakan sepasang kekasih yang jatuh cinta
Tapi bagiku ini lebih mirip seperti menanti d panggil masuk ke ruang sidang
Ada sebuah balasan cv
Inilah cara kami berikhtiar terhadap cinta itu
Ada sebuah harapan
Tapi ini bedanya yang aku rasakan dan gadis gadis lain rasakan
Mungkin mereka akan bahagia bak menjadi ratu yang telah d jemput pasangannya
Tapi yang kurasakan justru jauh dari kata bahagia
Sungguh semakin memikirkan maka semakin banyak ketakutan yang muncul
Sungguh inilah bedanya ...
Inilah beda nya ta'ruf dan pacaran
Inilah rasanya
Semakin d Fikiran maka semakin merasa kecil diri ini
Semakin di rasakan maka akan semakin banyak pertanyaan yg muncul
Dan sungguh maha besar Allah dengan segala kuasanya
Sungguh ...
Akhirnya sampai lah pada titik dimana Kita sadar bahwa kita bukanlah apa apa
Ada yang lebih berkuasa Disana
Dapat yang telah menuliskan semuanya dengan indah
Jangan pernah burukan pandang mu
Prasangka mu
Sungguh semua telah di atur nya sedemikian rupa
Sungguh Dia Lah yang lebih mengetahui mana yang disebut pantas dan tak pantas
Sungguh manusia adalah makhluk yang lemah
Ya Rabb yang menggenggam hati ini
Ku titipkan semua rasa ku ini, khawatir ku, takut ku, ragu ku
Biarlah ini menjadi pembelajaran bagiku
Seperti apa akhirnya
Semua kuserahkan pada Mu
Pada zat yang Maha Sempurna
Cukuplah Pantas atau tidak
Baik atau tidak
Layak atau tidak
Biarkan itu menjadi hak prerogatif Mu
Sungguh aku hanya ingin menekmati takdir yang telah Kau tulis
Dan menyaksikan semua hingga semua akan indah pada waktunya
Minggu, 24 Januari 2016
Catatan seorang penulis
Jatuh cintalah pada seorang penulis
Maka kisahmu akan abadi...
Maka kisahmu akan abadi...
Sungguh indah ketika kau berhasil meluluhkan hati seorang penulis
Dimana kata indah akan hadir
Dimana setiap kisah akan menjadi lembar demi lembar bagian abadi
Ketika bahagia menjadi bagian manis
Dan haru menjadi bagian romantis
Seorang penulis adalah penyihir
Maka ketika bersamanya bagian kisahmu akan tertulis sempurna ...
Tapi bagaimana jika sebaliknya...
Bagaimana jika ternyata tak ada seorang penulis yang jatuh cinta Padamu..
Maka jadilah penulis itu
Dimana setiap kisah akan menjadi lembar demi lembar bagian abadi
Dan rindu mu akan jadi pemanis dari kisah mu
Jadilah penulis
Dimana bagian terbaik ketika kau mengadu adalah dengan untaian kata kata yang menyatu
Dimana bagian terbaik dari kau tertawa adalah dengan rangkaian makna yang terurai sempurna
Jadilah seorang penulis
Agar kelak cintamu bisa abadi
Agar kelak bagian singkat hidupmu bisa abadi..
Agar kelak bahasa sederhana cinta menjadi terucap sempurna
Agar kelak kau mengerti, bahwa hidup tak lebih dari lembaran lembaran kisah dimana sesungguhnya kita Lah penulisnya
Maka biarlah tiap lembar itu tertuliskan
Dan biar kan cinta menjadi pelengkap bagiannya ...
Label:
Dialog Hati
Sabtu, 23 Januari 2016
Janji untuk kemudian hari
12.06 am di bulan Januari
Sama seperti malam malam yang lain.. Malam ini masih terasa sama
Ada sekian banyak pertanyaan dalam hati yang pun mungkin hanya hati pula yg mampu menjawab
Ada sekian banyak ketakutan atau lebih tepatnya mungkin sebuah kekhawatiran...
Inilah iman
Kadang dia naik, pun kadang dia terjun bebas sesuka hati
Dan mungkin malam ini adalah sesi dia terjun bebas...
Malam ini sama dengan malam malam yg lain
Ini masalah sederhana tapi mungkin jadi rumit karna sang diri menjadikannya terlihat rumit
Ada dua wajah yang setiap aku memandang maka setiap itu pulalah kekhawatiran langsung menyergap
Mungkin ini sebuah pertanyaan konyol
Pertanyaan yg berulang kali sering aku tanyakan pada Allah
Ya Allah.. Setiap hamba sudah di takdir kan memiliki jodohnya satu satu kan ya.. Maka semoga pun ada takdir jodoh yg datang pada ku
Pertanyaan yang seolah tak ada lagi iman d hati
Karna meragukan Janji Nya
Tapi inilah manusia
Pertanyaan ini yang menghantui setiap malam
Yg menemani sekaligus melengkapi d dalam masa masa penantian
Ada dua wajah yang ketika memandangnya maka seketika itu juga pertanyaan itu akan muncul menari dengan indahnya menguasai hati
Kenapa
Karna mereka sempurna, terlahir dg fitrahnya yg sempurna...
Dan aku... Lebih mirip apa adanya
Lalu apa yg bisa membuat orang lain memandang..
Bisakah aku mendapatkannya..
Bisakah aku juga merasakan manisnya jatuh cinta???
Ya Rabb
Ingin menetes rasanya air mata ini
Semoga kau menyisakan satu laki laki baik untukku
Yang mau mencintaiku tanpa memandang fisik ku
Semoga jodoh itu bukan hanya milik si cantik atau si tubuh kurus semampai
Kenapa aku harus takut pada janji Allah??
Mungkin ini lebih karna iman ku yang masih compang-Camping
Amalan yang msh bolong bolong..
Atau hati yg masih jauh dari kata ikhlas
Yaaaa Rabb
Aku akan cerita tentang 2 orang itu
Yang pertama adalah saudari perempuan ku
Adik lebih tepatnya
Secara fitrah dia memang terlahir cantik.. Dan kita bagaikan langit dan bumi
Dia telah berpacaran entah 6 atau 7 tahun lama nya
Sungguh aku tak ingin menghalanginya bahagia
Tapi aku pun tak sanggup jika harus d langkahnya
Alhamdulillah masa kuliah dapat memperpanjang nafas ku
Setidaknya mungkin aku punya waktu 1tahun untuk ikhtiar demi tak menzolimi
Semoga ada takdir baik yang Allah tuliskan untuk ini..
Yang kedua
Dia sahabat yang mungkin sudah lebih dari saudara
Dia terlahir dengan penampilan baik
Tubuh indah
Dan mungkin sempurna dengan Sikap lembutnya
Jelas kita beda.. Masih sama mungkin bagaikan langit dan bumi
Dia pernah berjanji
Bahwa dia tak akan menikah sebelum aku menikah
Sungguh luar biasa hatinya
Tapi jujur setiap melihat wajahnya yang terlintas adalah
Bagaimana jika ternyata takdir itu lebih dulu menghampirinya
Apakah dengan keegoisan yang aku punya aku harus menghentikannya
Atau justru belajar mengikhlaskan ya
Entah...
Semoga Allah tak menguji ku dengan dua keadaan di atas
Sungguh entah harus dengan jelan apa aku melaluinya
Inilah alasan pertanyaan itu muncul dan bukan hanya sekali
Inilah alasan ke khawatirkan itu hadir
Allah... Semoga kau menyisakan satu laki laki baik untukku
Dimana dia tak keberatan menerima semua apa adanya aku...
Dimana dia bisa bersabar dengan semua tingkah konyol ku
Dimana aku bisa mengabdi dan berbagi cerita
Dimana aku bisa tertawa sekaligus menangis ketika bersamanya
Dimana aku bisa belajar menjadi dewasa di sisinya
Jika memang ujian itu datang
Satu hal yang bisa aku janjikan
Aku akan hadapi
Tak akan pernah aku lari
Dan jika ujian itu adalah yang Engkau Ridhoi
Maka aku akan memilih untuk membiarkan mereka melangkah tanpa harus menghalangi...
Mungkin mudah hari ini berkata
Karna sungguh ini masih sebuah kekhawatiran semata
Tapi justru sengaja aku menulisnya
Aku takut nanti lupa justru ketika ujian sebenarnya itu datang
Maka biarkan tulisan ini yang menjadi pengingatnya
Bahwa aku memilih untuk mengikhlaskan dan membiarkan mereka melangkah
Urusan hatiku
Biar ku titipkan padaMu
Tapi mungkin kau harus mengizinkan ku menangis
Mungkin seminggu atau mungkin lebih
Tapi biarlah
Biar ini jadi sisiku
Dan aku akan tetap ada untuk menatap semuanya dengan sempurna
Karna aku yakin
Allah menyisakan satu
Laki laki baik untukku
Dia akan datang
Dan aku memilih untuk menunggunya dengan Caraku...
Sama seperti malam malam yang lain.. Malam ini masih terasa sama
Ada sekian banyak pertanyaan dalam hati yang pun mungkin hanya hati pula yg mampu menjawab
Ada sekian banyak ketakutan atau lebih tepatnya mungkin sebuah kekhawatiran...
Inilah iman
Kadang dia naik, pun kadang dia terjun bebas sesuka hati
Dan mungkin malam ini adalah sesi dia terjun bebas...
Malam ini sama dengan malam malam yg lain
Ini masalah sederhana tapi mungkin jadi rumit karna sang diri menjadikannya terlihat rumit
Ada dua wajah yang setiap aku memandang maka setiap itu pulalah kekhawatiran langsung menyergap
Mungkin ini sebuah pertanyaan konyol
Pertanyaan yg berulang kali sering aku tanyakan pada Allah
Ya Allah.. Setiap hamba sudah di takdir kan memiliki jodohnya satu satu kan ya.. Maka semoga pun ada takdir jodoh yg datang pada ku
Pertanyaan yang seolah tak ada lagi iman d hati
Karna meragukan Janji Nya
Tapi inilah manusia
Pertanyaan ini yang menghantui setiap malam
Yg menemani sekaligus melengkapi d dalam masa masa penantian
Ada dua wajah yang ketika memandangnya maka seketika itu juga pertanyaan itu akan muncul menari dengan indahnya menguasai hati
Kenapa
Karna mereka sempurna, terlahir dg fitrahnya yg sempurna...
Dan aku... Lebih mirip apa adanya
Lalu apa yg bisa membuat orang lain memandang..
Bisakah aku mendapatkannya..
Bisakah aku juga merasakan manisnya jatuh cinta???
Ya Rabb
Ingin menetes rasanya air mata ini
Semoga kau menyisakan satu laki laki baik untukku
Yang mau mencintaiku tanpa memandang fisik ku
Semoga jodoh itu bukan hanya milik si cantik atau si tubuh kurus semampai
Kenapa aku harus takut pada janji Allah??
Mungkin ini lebih karna iman ku yang masih compang-Camping
Amalan yang msh bolong bolong..
Atau hati yg masih jauh dari kata ikhlas
Yaaaa Rabb
Aku akan cerita tentang 2 orang itu
Yang pertama adalah saudari perempuan ku
Adik lebih tepatnya
Secara fitrah dia memang terlahir cantik.. Dan kita bagaikan langit dan bumi
Dia telah berpacaran entah 6 atau 7 tahun lama nya
Sungguh aku tak ingin menghalanginya bahagia
Tapi aku pun tak sanggup jika harus d langkahnya
Alhamdulillah masa kuliah dapat memperpanjang nafas ku
Setidaknya mungkin aku punya waktu 1tahun untuk ikhtiar demi tak menzolimi
Semoga ada takdir baik yang Allah tuliskan untuk ini..
Yang kedua
Dia sahabat yang mungkin sudah lebih dari saudara
Dia terlahir dengan penampilan baik
Tubuh indah
Dan mungkin sempurna dengan Sikap lembutnya
Jelas kita beda.. Masih sama mungkin bagaikan langit dan bumi
Dia pernah berjanji
Bahwa dia tak akan menikah sebelum aku menikah
Sungguh luar biasa hatinya
Tapi jujur setiap melihat wajahnya yang terlintas adalah
Bagaimana jika ternyata takdir itu lebih dulu menghampirinya
Apakah dengan keegoisan yang aku punya aku harus menghentikannya
Atau justru belajar mengikhlaskan ya
Entah...
Semoga Allah tak menguji ku dengan dua keadaan di atas
Sungguh entah harus dengan jelan apa aku melaluinya
Inilah alasan pertanyaan itu muncul dan bukan hanya sekali
Inilah alasan ke khawatirkan itu hadir
Allah... Semoga kau menyisakan satu laki laki baik untukku
Dimana dia tak keberatan menerima semua apa adanya aku...
Dimana dia bisa bersabar dengan semua tingkah konyol ku
Dimana aku bisa mengabdi dan berbagi cerita
Dimana aku bisa tertawa sekaligus menangis ketika bersamanya
Dimana aku bisa belajar menjadi dewasa di sisinya
Jika memang ujian itu datang
Satu hal yang bisa aku janjikan
Aku akan hadapi
Tak akan pernah aku lari
Dan jika ujian itu adalah yang Engkau Ridhoi
Maka aku akan memilih untuk membiarkan mereka melangkah tanpa harus menghalangi...
Mungkin mudah hari ini berkata
Karna sungguh ini masih sebuah kekhawatiran semata
Tapi justru sengaja aku menulisnya
Aku takut nanti lupa justru ketika ujian sebenarnya itu datang
Maka biarkan tulisan ini yang menjadi pengingatnya
Bahwa aku memilih untuk mengikhlaskan dan membiarkan mereka melangkah
Urusan hatiku
Biar ku titipkan padaMu
Tapi mungkin kau harus mengizinkan ku menangis
Mungkin seminggu atau mungkin lebih
Tapi biarlah
Biar ini jadi sisiku
Dan aku akan tetap ada untuk menatap semuanya dengan sempurna
Karna aku yakin
Allah menyisakan satu
Laki laki baik untukku
Dia akan datang
Dan aku memilih untuk menunggunya dengan Caraku...
Sabtu, 02 Januari 2016
Langganan:
Postingan (Atom)