Itulah buah dari keteladanan, ketealadaanan adalah cara berda’wah yang
paling hemat karena tidak menguras enerji dengan mengobral kata-kata,
bahkan bahasa keteladanaan jauh lebih fasih dari bahasa perintah dan
larangan, sebagaimaana adagium mengaatakan : “Lisaanul hal afshohu min lisaaanil maqaaal”, bahasa kerja lebih fasih dari bahasa kata-kata.
Dalam ungkapan lain keteladanan ibarat tonggak, dimana bayangan
akan mengikuti secara alamiah sesuai dengan keaadaan tonggak tersebut,
lurusnya, bengkoknya, miringnya , tegaknya dan lain sebagainya,
sebagaimana pepatah mengataakan : “Kaifa yastaqqimudzdzhillu wal ‘uudu a’waj”, bagaaimana bayangan akan lurus bila tonggaknya bengkok.
“Tasyabbahu in lam takuunuu mislahum, Innattasyabbuha bil kiraami falaahun”,
Teladanilah meski tidak sama persis dengan
Teladanilah meski tidak sama persis dengan
mereka, sesungguhnya meneladanani oranorang mulia adalah satu keberuntungan.
0 komentar:
Posting Komentar