Subscribe:

Pages

Jumat, 28 November 2014

Modul Fungi


Kompetensi Dasar

1.     Mendeskripsikan tentang ciri-ciri dan cara reproduksi jamur
2.     Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur (khamir dan kapang) dalam kehidupan dan lingkungan

Fungi (Jamur)
Morfologi dan struktur tubuh fungi
Fungi merupakan kelompok organisme eukariotik, yaitu organisme yang inti selnya telah memiliki membran. Walaupun fungi diaggap menyerupai tumbuhan, tapi sesungguhnya sangat berbeda dari tumbuhan. Berbeda dengan tumbuhan, jamur tidak dapat membuat makanan sendiri karena tidak mengandung klorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya. Pada tumbuhan dinding seln tertuya tersusun oleh selulosa, sedangkan pada fungi dinding sel nya tersusun atan kitin dan glukosa.
sebagian besar fungi merupakan eukariotik multiseluler. Walaupun begitu, fungi juga dapat ditemukan dalam bentuk uniseluler . fungi multiseluler dapat membentuk struktur berupa filamen (benang) yang disebut hifa. Beberapa jaringan hifa akan membentuk miselium. Miselium merupakan tempat pembentukan spora dan juga sebagai alat reproduksi serta alat untuk mendapatkan makanan. Hifa juga bisa membentuk struktur yang disebut badan buah. Badan buah merupakan kumpulan hifa yang muncul dari dalam tanah atau kayu yang lapuk. Badan buah dijumpai padakelompok jamur tertentu.
Berdasarkan morfologinya fungi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu khamir (yeast), kapang (mold), dan fungi bertubuh buah (mashroom).

1.     Khamir (yeast)
Khamir lebih dikenal sebagai jamur ragi oleh masyarakat awam, hal ini disebabkan karena jenis fungi ini digunakan sebagai ragi dalam pembuatan tape atau roti. Tubuh hanya terdiri dari satu sel (uniseluler). Sel nya dapat berbentuk bulat atau bulat telur (oval), tetapi ada juga yang berbentuk memanjang atau berbentuk bola. Khamir tidak memiliki ala gerak.
Sebagian fungi dapat berbentuk satu sel (fase khamir) pada suatu kondisi dan dapat berubah menjadi multiseluler (fase kapang) pada kondisi yang lain. Fase khamir biasanya terjadi ketika fungi hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan tubuh inang. Sedangkan fase kapang terjadi ketika fungi hidup sebagai  saprofit di alam, atau dalam medium di laboratorium. Kemampuan fungi untuk dapat hidup dalam dua bentuk morfologi ini disebut dimorfisme. Contoh khamir adalah Saccharomyces cerevisiae.

2.     Kapang (mold)
Kapang merupakan fungi multiseluler yang berbentuk benang atau filament, seperti Rhizopus oryzae (jamur tempe) dan Neurospora sitophila (jamur oncom). Tubuh atau talus kapang terdiri dari miselium dan spora. miselium tersusun dari beberapa filament yang disebut hifae (tunggal, hifa). Hifa terbentuk dari rangkaiansel yang tersusun memanjang dan membentuk helaian seperti benang. Berdasarkan morfologi hifa dikelompokkan menjadi 3, yaitu:

a.     Hifa aseptat atau senosit
Hifa ini tidak memiliki sekat atau septa antar sel. Fungi aseptat atau senosit merupakan hasil pembelahan inti berulang ulang tanpa dikuti pembelahan sitoplasmik sehingga terbentuk suatu massa sitoplasma tanpa sekat dengan banyak inti.
b.    Hifa septat, yang dibagi menjadi
Ø  Hifa septat dengan sel-sel berinti tunggal. Sekat tersebut membagi hifa menjadi sel-sel berinti tunggal. Setiap sel memiliki pori di bagian tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau organel sel lainnya dari satu sel ke sel lainnya.
 
Ø  Hifa septat dengan sel-sel berinti banyak (multinukleat), hifa memiliki sekat yang membagi hifa menjadi sel-sel yang memiliki dua inti atau lebih.
c.     Haustoria
Merupakan hifa yang bagian ujungnya termodifikasi menjadi ujung hifa penyerap makanan. Ujung hifa tersebut berfungsi menembus jaringan tubuh inang dan menyerap nutrisi yang berasal dari jaringan tubuh inang tersebut. Haustoria umumnya dimiliki oleh fungi parasitic.

            Hifa atau miselium pada fungi dapat bersifat vegetative atau reproduktif. Hifa vegetative dapat menembus substrat untuk memperoleh dan menyerap nutrisi atau sumber makanan. Sedangkan hifa reproduktif pada umumnya tumbuh ke atas permukaan medium. 

3.     Fungi bertubuh Buah (Mushroom)
Fungi jenis ini memiliki tubuh buah yang besar sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh mata. Berbeda dengan miselium pada kapang yang terjalin bebas tidak beraturan, miselium pada mushroom tersusun dalam struktur padat yang terorganisasi secara terartur membentuk tubuh buah. Bentuk tubuh buah pada mushroom beragam, di antaranya berbentuk payung, mangkuk, bulat, dan berbentuk seperti kuping.
Contoh fungi bertubuh buah adalah jamur merang (Volvariella volvaceae) dan jamur kuping (Auricularia auricula)

Cara Hidup Fungi (Jamur)


Semua fungi bersifat Heterotrof, yaitu mendapatkan makanan dari senyawa organik. Fungi tidak mencerna makanan, makanan yang diperoleh dengan cara menyerap zat organik yang ada disekitarnya melalui miselium atau hifa. Fungi akan menyekresikan berbagai enzim hidrolitik untuk menuraikan senyawa kompleks di sekitarnya menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat diserap. Selanjutnya makanan disimpan dalam tubuh dalam bentuk glikogen.
            Berdasarkan cara memperoleh makanannya fungi dapat dibedakan menjadi,
a.     Fungi Parasitik
Adalah fungi yang bersifat parasit. Kelompok fungi ini hanya dapat hidup dan memperoleh zat makanan dari sel-sel inang yang masih hidup. Fungi parasitik tidak dapat hidup di luar tubuh inangnya, fungi parasitik biasanya merupakan fungi yang bersifat patogen karena dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada inang yang diinfeksinya.

b.    Fungi Saprobik atau saprofit
Merupakan fungi yang memperoleh zat makanan dari sisa organisme hidup atau bahan organik yang sudah mati, seperti sisa tanaman, bangkai hewan, sampah, ataupun makanan. Beberapa jenis fungi saprofit dapat menjadi parasit apabila kondisi memungkinkan. Sifat fungi seperti ini disebut parasit fakultatif.

c.     Fungi mutualistik
Sebagian kecil fungi mampu hidup bersama dengan organisme lain dan saling memberikan keuntungan atau bersimbiosis mutualisme.

*       Lichen atau lumut kerak adalah adalah simbiosis mutualisme antara fungi dengan cyanobacteria. Pada simbiosis ini, lichen menyediakan senyawa organic yang diperlukan fungi, sebaliknya fungi memberikan perlindungan bagi sianobakteria.


*       Mikhoriza,  yaitu simbiosis antar fungi dengan akar tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan mendapatkan keuntungan karena hifa pada struktur mikorhiza dapat meningkatkan luas permukaan penyerapan akar tumbuhan sehingga penyerapan nutrisi menjadi lebih baik. Fungi membantu penyerapan mineral dari tanah dan sebaliknya fungi memperoleh nutrisi organik yang disintesis oleh tumbuhan melalui fotosintesis.

Reproduksi Fungi (Jamur)
 



Fungi dapat melakukan reproduksi, baik secara aseksual (vegetatif) maupun secara seksual (generatif)
1.     Reproduksi Aseksual Fungi (Jamur)
Reproduksi aseksual pada fungi dilakukan dengan cara pembelahan biner, pertunasan atau dengan kuncup (budding), fragmentasi miselium (pemutusan hifa), atau pembentukan spora aseksual.
*       Pembelahan biner terjadi ketika satu sel fungi membelah diri dan menghasilkan dua sel anak yang identik.
*       Pertunasan menghasilkan sel anak dari penonjolan yang tumbuh pada sel induk. Pada umumnya khamir melakukan reproduksi aseksual dengan cara pembelahan biner dan pertunasan.
*       Pembentukan spora aseksual merupakan mekanisme reproduksi aseksual yang umumnya dilakukan oleh kapang. Apabila kondisi habitat sesuai, fungi memperbanyak diri dengan memproduksi spora aseksual. Spora aseksual umumnya dihasilkan dalam jumlah banyak, mudah terbawa air atau angin, sehingga dapat tersebar di kawasan yang luas. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi fungi dewasa.
Spora aseksual fungi dapat di kelompokkan menjadi ,
a)    Konidiospora
Spora yang dihasilkan oleh suatu struktur khusus yang disebut konidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa.
b)    Sporangiospora
Spora yang dihasilkan oleh suatu kantung yang disebut sporangium. Sporangium ditopang dan ditemukan di ujung suatu hifa khusus yang disebut sporangiofor.
c)    Oidium atau artrospora
Spora yang dihasilkan dari terputusnya sel-sel hifa
d)    Klamidospora
Menhasilkan spora bersel satu yang terbentuk dari hifa somatik, berdinding tebal, dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk.
e)    Blastospora
Merupakan tunas atau kuncup yang dibentuk oleh sel-sel khamir

2.    Reproduksi seksual fungi
Reproduksi seksual fungi ditandai dengan pembentukan spora seksual. Spora seksual terbentuk dari peleburan dua inti yang berasal dari dua hifa yang berbeda tipe (+ dan - ) yang serasi secara seksual. Spora ini terbentuk pada kondisi tertentu dan jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengna spora aseksual.
Tipe spora seksual adalah,



a.    Askospora
Merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut askus. Pada umumnya setiap askus berisi delapan askospora.
b.    Basidiospora
Merupakan spora bersel satu yang dibentuk di dalam basidium
c.    Zigospora
Sproa ini terbentuk apabila terjadi pertemuan dan peleburan dua ujung hifa yang serasi secara seksual.
d.    Oospora
Klasifikasi Fungi (Jamur)     
 


Kingdom fungi ini terbagi menjadi 4 divisio berdasarkan tipe reproduksi sesksualnya, yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Klasifikasi fungi pada keempat divisi ini didasarkan pada ciri-ciri spora, baik spora maupun aseksual serta ada tidaknya tubuh buah selama daur hidupnya.

a.      Zygomycota

Sekitar 600 spesies jamur telah diidentifikasi masuk ke dalam divisio Zygomycota. Sebagian besar mereka merupakan organisme darat yang hidup di tanah atau pada tumbuhan dan hewan yang membusuk. Ada di antaranya yang membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi saling menguntungkan antara jamur-jamur dari divisio ini dengan tumbuhan tinggi.

Zigomycotina memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Ø  Hifa tidak bersekat dan bersifat senositik (mempunyai beberapa inti).
Ø  Dinding sel tersusun dari kitin.
Ø  Reproduksi aseksual dan seksual.
Ø  Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Ø  Contoh: Rhizopus oligoporus (jamur tempe), Rhizopus nigricans.
Tubuh Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui peleburan gamet yang membentuk zigospora. Contoh yang paling mudah didapat dari anggota divisio ini adalah Rhizopus stoloniferus. Jamur ini hidup sebagai pengurai sisa organik atau parasite pada tanaman ubi jalar. Ada pula yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan makanan seperti roti, nasi, wortel, jambu dan lain-lain. Meskipun demikian ada yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi bahan makanan (dalam pembuatan tempe) dan asam-asam organik yang berguna bagi kita.

Reproduksi Zygomycotina
a. Aseksual
1)     Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora.
2)     Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru.
3)     Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.
4)     Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon.
5)     Sporangium menghasilkan spora baru.
b. Seksual
1)     Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan.
2)     Kedua ujung hifa menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid.
3)     Inti haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid.
4)     Zigospora berkecambah tumbuh menjadi sporangium.
5)     Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi hifa.

b.      Ascomycota
Lebih dari 600.000 spesies Ascomycota telah dideskripsikan. Tubuh jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).
Ciri khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium. Di antara Ascomycota ada yang bersel tunggal, bersel banyak membentuk miselium dan ada pula yang membentuk tubuh buah.

Ascomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:
a)     Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
b)    Bersel satu atau bersel banyak.
c)     Beberapa jenis Ascomycotina dapat bersimbiosis dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
d)    Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
e)     Dinding sel dari zat kitin.
f)     Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh:
1)     Sacharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti.
2)     Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
3)     Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
4)     Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
5)     Neurospora crassa, untuk penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.

Reproduksi Ascomycotin
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generative (seksual).

a. Aseksual
1)    Bersel Satu (Uniselluler)
Dengan membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces cereviceae.
2)    Bersel Banyak (Multiseluler)
Dengan konidia (konidiospora), misalnya pada Penicillium. Konidiospora, yaitu spora yang dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa tersebut disebut konidiofor.

b. Seksual
1)    Bersel satu
Konjugasi antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces berfungsi sebagai gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot membesar menjadi askus. Di dalam askus terbentuk delapan askospora. yang tersusun dalam dua jalur atau satu jalur. Di dalam askus terjadi meiosis dan terbentuk empat askospora haploid (n).
2)    Bersel banyak
a)     Hifa membentuk antheridium dan askogonium (oogonium).
b)    Askogonium membentuk tonjolan yang disebut trikogen yang menghubungkan antara askogonium dan antheridium.
c)     Inti-inti askogonium berpasangan dan inti tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion= hifa berinti dua).
d)    Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk miselium yang akan membentuk badan buah.
e)     Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk askus.
f)     Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan pembelahan meiosis, sehingga terbentuk askospora yang haploid.

c.      Basidiomycota
Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentu seperti gada. Pada umumnya jamur ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain. Jika kamu menjumpai orang memanfaatkan jamur sebagai bahan makanan maka yang dimaksud adalah "mushroom" atau jamur.

Ciri umum jamur ini adalah hifa bersepta, fase seksualnya dengan pembentukan basidiospora yang terbentuk pada basidium yang berbentuk gada, membentuk tubuh buah (basidiokarp) seperti payung yang terdiri atas batang dan tudung. Di bagian bawah tudung terdapat lembaran-lembaran, tempat terbentuknya basidium. Semua anggota divisio Basidiomycota beradaptasi pada kehidupan di darat sebagai saproba, parasit pada organisme lain dan mikorhiza




Basidiomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:
a.     Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
b.    Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
c.     Reproduksi secara seksual dan aseksual

Contoh:
a.     Volvariella volvacea (jamur merang), enak dimakan.
b.    Auricularia politricha (jamur kuping), enak dimakan.
c.     Amanita caesarina, enak dimakan.
d.    Amanita verma, beracun.
e.     Ganoderma applanatum (jamur kayu).
f.     Puccinia graminis, parasit pada Gramineae.
g.    Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
h.     Phakospora pachyrhizi, parasit pada tanaman kedelai.

Reproduksi Basidiomycotina
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generative (seksual).

a. Aseksual
Dengan membentuk spora vegetatif berupa konidia atau dengan fragmentasi.

b. Seksual
1)     Spora berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa–.
2)     Hifa+ dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
3)     Hifa dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah (basidiokarp).
4)     Ujung-ujung hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid menjadi satu inti diploid.
5)     Inti diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4 tonjolan dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang menjadi spora disebut basidiospora.
6)     Basidiospora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa.

d.     Duteromycota
Epidermophyton floocosum
Divisi ini ditempati oleh berbagai jenis fungi yang belum diketahui mekanisme reproduksi seksualnya. Oleh karena itu, anggota divisi ini disebut juga fungi tak sempurna.  Apabila telah diketahui fase reproduksinya, maka fungi tersebut akan dikelompokkan lagi ke dalam divisi yang sesuai.

Ciri-ciri Deuteromycotina
a.     Hifa bersekat dan dinding sel tersusun dari bahan kitin.
b.    Terbentuk spora secara vegetatif dan belum diketahui fase kawinnya (jamur tidak sempurna atau imperfekti)
c.     Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
d.    Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya.


Contoh:
a.     Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
b.    Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
c.     Melazasia fur-fur, penyebab panu.
d.    Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
e.     Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
f.     Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala.


.













Latihan soal Fungi

1.     Jamur tidak dapat digolongkan ke dalam dunia tumbuhan karena ....
a.     mempunyai dinding sel
b.    mempunyai hifa
c.     bersifat autrotof
d.    mempunyai spora
e.     tidak mempunyai klorofil
2.     Tubuh jamur yang seperti benang disebut …
a.     Konidiofor
b.    Sporangiosfor
c.     Koloni
d.    Hifa
e.     Talus
3.     Kumpulan benang-benang halus pada jamur disebut ....
a.     sporangium
b.    basidiospora
c.     askospora
d.    spora
e.     miselium
4.     Berikut ini beberapa macam spora aseksual pada jamur, kecuali ....
a.     konidiospora            d. basidiospora
b.    oospora                   e. artrospora
c.     sporangiospor
5.     jamur yang hanya memiliki satu sel disebut …
a.     miselium                   d. mushroom
b.    khamir                      e. septat
c.     kapang
6.     Klasifikasi jamur dikelompokkan berdasarkan ....
a.     ciri morfologi            d. ciri reproduksi
b.    ciri fisiologi              e. habitatnya
c.     ciri biokimia
7.     contoh jamur bersel satu adalah …
a.     Rhizopus                  d. Mucor
b.    Penicilium                 e. Fusarium
c.     Saccharomyces
8.     Rhizopus adalah fungi yang perkembangbiakan seksualnya dilakukan melalui ....
a.     basidiospora            d. sporangiospora
b.    askospora                e. zygospora
c.     konidiospora
9.     jamur merang yang sering kita konsumsi termasuk dalam divisi …
a.     Ascomycota             d. zygomycota
b.    Basidiomycota         e. Oomycota
c.     Deuteromycota
10.  Perhatikan dan amati gambar di bawah ini





Bagian sporangiosfor terdapat pada nomor ....
a.     1                   d. 4
b.    2                   e.5
c.     3

11.  Bagian yang kita makan pada jamur besar atau mushroom adalah …
a.     Tangkai spora
b.    Rhizoid
c.     Badan pembentuk spora aseksual
d.    Tubuh buah
e.     Konidia

12.  Perhatikan struktur jamur pada gambar di bawah ini
Jamur tersebut salah satu contoh dari kelompok jamur ....
a.     Zygomycota
b.    Ascomycota
c.     Basidiomycota
d.    Deuteromycota
e.     Mikoriza

13.  Beberapa jenis fungi saprobik dapat bersifat sebagai parasit apabila kondisi memungkinkan sifat fungi seperti disebut juga …    
a.     Parasite fakultatif
b.    Parasite murni
c.     Mutualisme
d.    Patogenik
e.     Komensalisme
14.  Dua macam sifat jamur yang benar pada pernyataan di bawah ini adalah ....
a.     tersusun atas benang-benang hifa dan autotrop
b.    autotrop dan bersel banyak
c.     tersusun atas benang-benang hifa dan prokariotik
d.    prokariotik dan bersel satu atau bersel banyak
e.     eukariotik dan tersusun atas benang benang hifa
15.  Salah satu contoh jamur Zygomycota adalah ....
a.     jamur tempe            d. jamur kuping
b.    jamur ragi                e. jamur tapai
c.     jamur merang
16.  Dinding sel pada jamur Zygomycota mengandung zat ....
a.     sitokitin                   d. tanduk
b.    kitin                        e. fiositin
c.     selulosa
17.  Di bawah ini yang bukan merupakan perkembangbiakan jamur secara aseksual adalah ....
a.     fragmentasi
b.    pembentukan konidia
c.     pembentukan spora
d.    Pertunasan
e.     peleburan sel

18.  Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri jamur Basidiomycota adalah ....
a.    hifa bersekat melintang
b.    reproduksi seksual menghasilkan basidium
c.    reproduksi aseksual dengan konidia
d.    merupakan jamur makroskopik
e.     jamur ganoderma
19.   antibiotik yang berasal dari jamur Penicillium griseovulum adalah …
a.     penisilin
b.    streptomisim
c.     chepalospirins
d.    griseofulvin
e.     erythromycin

20.  Rhizopus adalah jamur yang dimanfaatkan untuk pembuatan tempe. Pembiakan secara generatif jamur ini terjadi dengan cara pembentukan ....
a.     Oospora                   d. Askospora
b.    Basidiospora            e. Konidiospora
c.     Zygospora



 


Esay

1.    Sebutkan sifat-sifat yang dimiliki jamur!
2.    Jelaskan cara fungi memperoleh makanannya.
3.     Jelaskan cara hidup fungi secara simbiosis
4.    Jelaskan tentang hifa, miselium, basidium, konidia, dan sporangiofor!
5.    Sebutkan contoh jamur yang menguntungkan dan merugikan manusia!















































0 komentar:

Posting Komentar