Subscribe:

Pages

Sabtu, 29 November 2014

kusebut ia angkasa sang bunga peradaban

Langit baru saja terbangun dari malamnya
lalu rona merekah merah di kaki anak bukit
dibawah cakrawala angkasa-angkasa tegak
kaki-kakinya terhujam ke bumi
tunduk, melantun pada doa-doa
yang sejak gelap subuh ia lafalkan
dalam tahajud-tahajudnya
dalam sujud-sujudnya
dan ini adalah cerita angkasa
yang teguh menjaga
saat terik masih saja merah
dan ini adalah kisah angkasa
yang tak pernah mengeja jasa
karena diatas horison sana
telah ditata
lalu angkasa-angkasa?
cakrawala begitu iba
lalu ia menggantung teduh
mencurah bening cintanya
pada manusia-manusia
pada angkasa-angkasa
tapi mengapa?
bukankah angkasa tak perlu teduh?
angkasa hanyalah manusia
yang kueja ‘akhwat anggun nan perkasa’
Kueja kembali, dan kusebut ia Angkasa sang bunga peradaban…
@markaz pribadiku, memoar mega mendung
langkah kecil untuk ribuan langkah yg harus ditapaki..
Bismillah!! Hamasah…!


dakwatuna

0 komentar:

Posting Komentar