Subscribe:

Pages

Sabtu, 29 November 2014

Keteladanan Para Sahabat Rasul

Diantara para sahabaat yang paling menonjol keteladanannya adalah Abu bakar as- Shiddiq RA, bukan hanya karena ia adalah satu-satunya sahabat yang mendapat gelar assihiddiq, dan juga bukan hanya karena satu-satunya sahabat yang menemani Rosululloh SAW dalam perjalanaan hijrah ke Madinah, akan tetapi lebih dari itu karena Abu Bakar layak disebut sebagai “Murabbi hadzihil Ummah” sepeninggalnya Rosululloh SAW , beliaulah yang memandu akidah dan fikrah para sahabat yang lainnya ketika mereka masih belum legowo menerima berita wafatnya Rosululloh SAW termasuk Umar bin khattab RA. Pada saat itulah Abu bakar memberikan taujih tarbawy dengan membacakan firman Alloh SWT, dalam surat Ali Imron : 144, seraya menambahkan penjalasan dengan kata – kata hikmahnya : “Man kaana ya’budu muhamma dan fainna muhammad qod maata, wa man kaana ya’budulloha fainnallaha hayyun laa yamuutu” (Barang siapa yang menyembah Muhammad seseungguhnya Muhammad telah tiada, tetapi Barang siapa yang menyembah Alloh SWT sesungguhnya Alloh Hidup dan tidak akan mati). Itulah keteladanan abu Bakar dalan menyemai benih-benih tarbiyah, khusunya Tarbiyah Aqidiyah.

#Abu bakar sebagai Murabbi bukan hanya dengan kata-kata tetapi juga langsung dibarengi dengan sikap dan tindakan kongkrit, agar menjadi contoh bagi para sahabat yang lain,

sebagaiman terjadi pada saat sebagian besar para sahabat (Kibaarusshahabah) keberataan dengan diangkatnya Usamah Bin Zaid, padahal hal itu telah menjadi ketetapan komando Rosululloh SAW sebelum wafatnya, dan abu bakar berazam untuk tidak membatalkan apa yang telah ditetapkan Rosululloh SAW, seraya mengiringi pelepasan ekspedisi Usamah dengan meenuntun kudanya saampai perbatasan, sejak awal Usamah merasa tidak enak karena Abu Bakar berjalan kaki sementara Ia berada diatas kudanya, lalu usamah menawarkaan agar ia turun Abu Bakar saja yang naik kuda, lalu abu bakar berkata : “Wallohi maa rokibtu wa maa nazalta, wa maa lialaa ughabbira qadami fi sabilillaah” ( Demi Alloh, aku tidak mau naik dan
engkau juga tidaak perlu turun, biarkanlah kakiku bersimbah debu di jan Alloh )

0 komentar:

Posting Komentar