# Sebagai Murabbi Rosululloh SAW, tidak pernah memojokkan mutarabbi dengan kata-kata
Abi Humaid Abdirrahman bin Sa’ad As-Sa’idy RA, Ia berkata : “Nabi SAW telah mengutus seseorang yang bernama Ibnu Lutbiyyah sebagai amil zakat, setelah selesai dari tugasnya lalu ia menghadap Rosululloh SAW seraya berkata : “ini hasil dari tugas saya , saya serahkan kepada mu, dan yang ini hadiah pemberian orang untuk saya”, lalu Rosululloh SAW segera naik ke atas mimbar, setelah menyampaikan puja dan puji kehadirat Alloh SWT beliau berkhutbah seraya berkata : “Sesungguhnya aku megutus seseorang di antara kalian sebagai amil zakat sebagaimaana yang telah diperintahkan oleh Alloh SWT kepadaku, lalu ia datang dan berkata : “ini untuk engkau dan yang hadiah untukku, jika orang itu benar , mengapa dia tidak duduk saja di rumah bapak atau Ibunya sehingga hadiah tersebut datang kepadanya, demi Alloh tidaklah mengambil seseorang sesuatu yang bukan haknya melainkan kelak dia bertemu dengan Alloh SWT membawa barang yang bukan menjadi haknya “, lalu Rosululloh SAW mengangkat kedua belah tangan hingga tampak ketiaknya, seraya berkata : “Ya Alloh, telah aku sampaikan” 3 x ( HR. Bukhari – Muslim )
#Rosululloh tidak pernah menjaga jarak dengan mutarabbinya, sehingga tidak terjadi kesenjangan psikologis antara mutarabbi dengan murabbi,
dialog lepas antara Jabir bin Abdillah dengan Rasulullah sebagaimana yang telah diriwayatkaan sendiri olehnya : “Aku pernah keluar bersama rosululloh SAW pada peperangan Dzatirriqo’, aku mengendarai seekor onta yang lamban jalannya, sehingga aku tertinggal jauh dari rosululloh SAW, kemudian Rosululloh SAW menemuiku seraya berkata : “ Kenapa engkau hai, Jabir “ “Ontaku Ya Rosulalloh…,jalannya lamban sekali” balasku. Kemudian Rosulluooh berkata lagi : “Berikan kepadaku tongkat yang ada di tanganmu atau berikan aku sepotong kayu”, lalu aku berikan kepadanya dan beliaupun memukulkan kayu tersebut secara perlahan ke onta saya, lalu beliau menyuruhku menaiki onta itu, demi Alloh tiba-tiba ontaku berjalan dengan sangat cepat”. Kemudian obrolan berlanjut , Rosululloh SAW bertanya kepadaku : “Hai Jabir, apakah engkau sudah kawin?”, “sudah ya rosulalloh” jawabku, “dengan janda atau gadis”?, tanya beliau lagi, “dengan janda ya Rosul” tegasku, “Kenapa tidak dengan gadis saja sehingga engkau dapat “bersenang-senang dengannya” dan ia dapat “bersenag-senag denganmu”?, balas Rosululloh SAW dengan nada bertanya, lalu aku menjelaskan : “Ya Rasululloh sesungguhnya ayahku meninggal pada perang Uhud, dan meninggalkanku saudara perempuan sebanyak tujuh orang, maka dari itu aku menikahi seorang wanita yang
sekaligus dapat meenjadi pengasuh dan pembimbing mereka”. Kemudian Rosululloh berkata : “Engkau benar insya Alloh”.
0 komentar:
Posting Komentar