An-Nukhbawi
Mereka yang diperlukan itu adalah seorang nukhbawi (kader) yang siap turun ke gelanggang perjuangan.
Setiap
masa memiliki karakternya dan setiap karakter ada pelakunya. Itulah
penggalan kalimat yang mengiringi terlahirnya para ‘genre’ dengan
kekuatan bashirahnya dalam mengusung kebaikan yang tidak setiap makhluk dipilih menjadi pembela-pembelanya yang setia.
Suatu ketika RasuluLLAH bersabda, “Seandainya ditimbang keimanan Abu Bakar dibanding penduduk suatu kota niscaya masih lebih berat timbangan keimanan Abu Bakar.” Demikianlah kalimat verbal yang disematkan kepada sahabat yang lebih dikenal Ash-Shidiq itu. SubhanaLLAH… itulah ‘genre’ baru dari buah madrasah nubuwah. Ia lahir menjadi kanal-kanal taqwiyah imaniyah (kekuatan iman) bagi atmosfir dunia yang mulai menjalar ke seantero negeri saat itu.
Alur sejarah dari ayah Ummul Mu’minin, ‘Aisyah itu banyak riwayat yang menyamakannya dengan Sang Uswah Hasanah. Muhammad
Saw. Pribadinya yang lembut, tutur katanya yang menyejukkan dan
pembawaan yang bijak pada setiap orang serta interval usia hidupnya yang
persis sama 63 tahun, pasti mengingatkan dengan kekasih setianya Rasul
Saw saat telah ditinggal pergi pasca 83 hariHajjatul Wada’.
ALLAH… begitukah orang sholeh itu. Nyaris secara pribadi kelembutan,
kesejukkan, kedamaian dan hampir seumbuk (baca: seluruh) hidupnya memang
sangat mirip dengan qudwahnya di dunia, Muhammad Saw.
Bukan
kota itu yang menjadi target hidup seluruh ‘genre’ pada masa itu.
Meskipun ada keutamaan pahala yang seribu kali lipat atau bahkan seratus
ribu kali lipat serta keutamaan-keutamaan lainnya di seluruh makanah (baca:
tempat) bersejarah bagi eksistensi dakwah itu. Namun substansi
kehidupan itulah yang menjadi pemicu generasi utama dimasa keemasan
dakwah itu yang menjadi kebanggaan.
Icon Laahiq (perintis dakwah), duta dakwah, saifuLLAH (pedang
ALLAH) yang agung serta predikat generasi paling kreatif, produktif,
atraktif dan responsif terhadap berbagai panggilan dakwah dan jihad
menjadi menyatupadu yang tak tergantikan kecuali ALLAH SWT menaqdirkan
lain sebagaimana dalam hadits Muslim tentang akan kembalinya masa
unggulan itu di penghujung usia dunia ini, insyaLLAH.
Islam is back mungkin menjadi slogan yang sudah semestinya digelorakan oleh semua ‘syu’bah’ dan ‘qabilah’ di
seluruh penjuru kota di dunia ini, saat seorang ‘Frank Ribery’ yang
muslim itu menjadi kebanggaan pencinta sepak bola negeri-negeri muslim
di samping tokoh ‘Zainuddin Zidane’ yang sempat terzhalimi harga diri
dan kemanusiaannya dengan ungkapan dirty and harkist adalah
pemicu utama bagi eksistensi sebuah harga diri. Namun yang lebih penting
dari semua itu adalah perlunya sebuah kekokohan seorang Nukhbah.
Nukhbah atau bahasa halusnya Nukhbawi adalah sosok penting yang perlu ada dan mewarisi karakter masa untuk membangkitkan kembali gelora shahwah (kebangkitan) Islamiyah yang sangat rindu dan dinantikan. Saat ini memang kita memerlukannya. Ya…., ia diperlukan untuk iltizamu ‘ala diinihi. Berkomitmen kuat terhadap agamanya (QS. 41: 30) meskipun dalam kesendirian maupun di saat hiruk pikuk politik yang kada karuan (tidak
teratur) itu. Ia harus menjadi ikan yang tetap tawar meski di dalam
lingkungan air yang sangat asin seperti laut. Ia pun harus tetap menjadi
Yusuf‘alaihissalam yang lolos dari jerat nafsu syetan laknatuLLAH.
Kedua, ia diperlukan untuk memiliki sikap Rahbatus Shudurihi. Hati
yang penuh kelapangan dan menerima beraneka cobaan hidup dalam dakwah
dan kehidupan. Fenomena frustasi sangat mudah ditepis dengan jalin kuat ‘hablum minaLLAH’ yang ikhlas. Dengan tetap standar dalam ‘amal yaumiyah (aktifitas ruhiyah).
Ketiga, ia perlu mewujud menjadi al-qudwah ‘alal mujtama’i, ia diperlukan untuk menjadi pribadi teladan bagi masyarakatnya. Di masa-masa kritis keteladanan ini memang sosok Nukhbawimenjadi
penting untuk mewujudkan dirinya. Ia akan menjadi mutiara di tengah
keruhnya kehidupan laut yang sangat mungkin banyak predator berkeliaran
dan siap memangsa. “Maka hendaklah diantara mereka ada orang-orang yang mengajak kepada kebaikan… (QS. Ali Imran: 104) agar mereka memperoleh kemenangan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Mereka yang diperlukan itu adalah seorang Nukhbawi (kader) yang siap turun ke gelanggang perjuangan, wa a’iddu…!!!
*********************************************
(Ust. Nursobah, S.Kom, M.Kom dalam the Samarinda City edisi 6)
0 komentar:
Posting Komentar