lagi-lagi inilah teriakan hati yang tak
pernah sanggup untuk di ungkapkan,, tentang bagian-bagian hidup yang tak
pernah sanggup untuk terkatakan,untuk di ucapkan untuk di bagikan,
walaupun itu kepadamu sahabat ..
inilah pelajaran itu
pelajaran dasar tentang konsep persahabatan yang tak pernah di ajarkan di bangku perkuliahan,,
kadang hidup itu memang tak manis.. ( ini klasik)
kadang perjalanan ini tak mulus ( ini juga klasik)
tapi kenapa itu yang sering kali
terucap,, bukankah hidup memang begini adanya, bukankah takdir itu
memang begini bentuknya, tapi kenapa kita lagi dan lagi hanya selalu
menatap dari satu sisi,, tak pernah berusaha memandang sisi indah dari
bagian hidup lainnya
kawand,,, bukankah hidup itu sederhana
bukankah hidup itu tak akan lama
tapi hingga hari ini ternyta kita lebih suka membuat orang lain tersakiti dengan argumen-argumen kita
lebih suka membuat orang lain terpaksa diam karena perkataan kita
merasa bangga
padahal di sana
entah di sudut sebelah mana
mungkin dia sedang meneteskan air mata karena tersakiti oleh perkataan kita
bukankah hidup itu sederhana kawand...
sesederhana kita melupakan kebaikan-kebaikan sahabat-sahabat kita
sesederhana kita menyakiti mereka
sesederhana kita membuka mata dan ternyata malam datang dan membuat kita memejamkannya kembali
sesederhana kita melangkah pergi menjauh dari mereka orang-orang yg dulu mendampingi
dan berganti dengan orang-orang baru yang bahkan belum benar-benar mengenal siapa kita
sederhana bukan..
sangat sederhana malah
kawand...
ketika malam ini datang kembali
pertanyaan yang sama selalu terulang
sudah berapa banyak kah orang yang hari ini tersakiti dengan keberadaan ku
sudah berapa banyakkah orang yang hari ini terlukai karena kata" yang tanpa sengaja terlontar
adakah dirimu salah satu diantaranya
adakah engkau menjadi salah satu orang yang ternyta tanpa sadar selalu ku zolimi
dan kau tetap memilih untuk sabar dan terus mendampingi...
salah kah sudut pandangku selama ini kawand
salahkah arah pandangku tentang mu
salah kah ...
atau aku yang terlalu buta hingga tak pernah mampu menatap ketulusanmu
hingga kau lelah untuk terus menungguku
atau aku yang terlalu bodoh hingga tak pernah mampu membaca tentang isyarat demi isyarat yang kerap kali kau tunjukan
lalaikah aku kawand..
hingga membuat mu lelah dan memilih untuk berjalan sendiri
mungkin ia
jawabannya pasti "IA"
telingaku tak lagi peka dengan suara mu yang kerap memanggil untuk membagikan sebait cerita tentang hidup mu
keletihan ku telah menutupi naluriku untuk dapat terus bertahan mendengar keluhan mu di tengah malam
hingga kerap membuat mu merasa tersakiti
maaf kawand..
ternyata keselahan bukan terdapat pada sikap mu yang lebih memilih untuk menjauh
bukan pada sikapmu yang lebih merasa nyaman ketika berjalan dengan orang lain
bukan pada sikapmu yang kini tak lagi membagikan potongan-potongan episode sederhana mu kepadaku
bukan pada sikapmu yang lebih memilih diam ketika harus berpapasan denganku
bukan pada sikapmu yang kini tak sanggup lagi mendampingi perjalanan ku
ternyata kesalahan nya terdapat pada hati ini
hati yang begitu keras hingga tak pernah sanggup membaca tentang ketulusan mu
hati yang begitu keras hingga tak mampu membaca tentang kesabaran mu
hati yang begitu keras hingga ketukan mu tak mampu membuatnya sekedar menengok pada mu
hati yang begitu keras hingga berfikir bahwa aku lebih baik dari pada mu atau siapapun
hati yang begitu keras hingga uluran tanggan mu pun tak sanggup untuk terlihat oleh ku
hati yang begitu keras... keras
hingga menghancurkannya lah mungkin salah satu cara agar membuat ku tersadar...
rekaman film perjalanan ini
kelak ketika di putarkan kembali oleh sang pemilik hidup
maka saat itu kita mungkin baru sama" akan tersadar
kenapa dan untuk apa takdir Allah mempertemukan kita
ketika malam ini datang kembali
pertanyaan yang sama selalu terulang
sudah berapa banyak kah orang yang hari ini tersakiti dengan keberadaan ku
sudah berapa banyakkah orang yang hari ini terlukai karena kata" yang tanpa sengaja terlontar
adakah dirimu salah satu diantaranya
adakah engkau menjadi salah satu orang yang ternyta tanpa sadar selalu ku zolimi
dan kau tetap memilih untuk sabar dan terus mendampingi...
salah kah sudut pandangku selama ini kawand
salahkah arah pandangku tentang mu
salah kah ...
atau aku yang terlalu buta hingga tak pernah mampu menatap ketulusanmu
hingga kau lelah untuk terus menungguku
atau aku yang terlalu bodoh hingga tak pernah mampu membaca tentang isyarat demi isyarat yang kerap kali kau tunjukan
lalaikah aku kawand..
hingga membuat mu lelah dan memilih untuk berjalan sendiri
mungkin ia
jawabannya pasti "IA"
telingaku tak lagi peka dengan suara mu yang kerap memanggil untuk membagikan sebait cerita tentang hidup mu
keletihan ku telah menutupi naluriku untuk dapat terus bertahan mendengar keluhan mu di tengah malam
hingga kerap membuat mu merasa tersakiti
maaf kawand..
ternyata keselahan bukan terdapat pada sikap mu yang lebih memilih untuk menjauh
bukan pada sikapmu yang lebih merasa nyaman ketika berjalan dengan orang lain
bukan pada sikapmu yang kini tak lagi membagikan potongan-potongan episode sederhana mu kepadaku
bukan pada sikapmu yang lebih memilih diam ketika harus berpapasan denganku
bukan pada sikapmu yang kini tak sanggup lagi mendampingi perjalanan ku
ternyata kesalahan nya terdapat pada hati ini
hati yang begitu keras hingga tak pernah sanggup membaca tentang ketulusan mu
hati yang begitu keras hingga tak mampu membaca tentang kesabaran mu
hati yang begitu keras hingga ketukan mu tak mampu membuatnya sekedar menengok pada mu
hati yang begitu keras hingga berfikir bahwa aku lebih baik dari pada mu atau siapapun
hati yang begitu keras hingga uluran tanggan mu pun tak sanggup untuk terlihat oleh ku
hati yang begitu keras... keras
hingga menghancurkannya lah mungkin salah satu cara agar membuat ku tersadar...
rekaman film perjalanan ini
kelak ketika di putarkan kembali oleh sang pemilik hidup
maka saat itu kita mungkin baru sama" akan tersadar
kenapa dan untuk apa takdir Allah mempertemukan kita
0 komentar:
Posting Komentar